Senin, 24 Agustus 2015

Festival Nusantara di Batur Angkat Tema "Peradaban Matahari"

Penampilan akbar Festival Nusantara yang dilakukan pada Batur, Kintamani, Bali, dalam 8-17 Agustus 2015 mengusung tema "Peradaban Matahari".

"Peradaban matahari berarti mengetahui Sosok Surya sebagai sumber energi utama di alam semesta," jawab Pemimpin Festival Nusantara 2015 Ngurah Paramartha di Kuta, Minggu (9/8/2015).

Ia menjelaskan, di tradisi Nusantara, matahari ialah maha cahaya tertinggi juga dimengerti merupakan daya energi maskulinitas, sedangkan cahaya bulan (candra) yaitu representasi daya energi feminitas.

Ia menambahkan Bali mempertahankan kearifan visi kesemestaan yang menyeluruh,utuh dengan holistik sesuai peradaban Matahari tersebut melalui sistem penanggalan Pawukon Nusantara.

Diberitahukan, sistem Pawukon inilah manusia Bali mengatur juga krusial gerak langkah irama hidupnya dari awal memulai sesuatu juga serta penentuan gerak target berhenti kehidupannya.

"Jika mengungkap Bali, pemujaan untuk Seorang Surya yaitu Siwa-Raditya, Gayatri mantram dikumandangkan agar Sang Matahari menganugerahkan kecemerlangan pikiran (dhi) yang gilang gemilang (jyotir)," ungkap dia.

Menurut dia, tradisi Bali menuntun untuk manusia tidak salah momen,lLebih monumental lagi ini ditandai menelusuri momentum purnama-tilem, hari ketika bulan terang penuh dan hari saat bulan gelap penuh.

"Siwa Raditya serta Rudra yang berwarna kekuning-kuningan kemerah-merahan diapresiasi merupakan Rodasi di wujud Ardhanareswari, dualitas harmonis berkesetaraan yang bukan terpisahkan," ucapnya.

Makin tambah, Paramartha membicarakan, apresiasi manusia Bali pada Sang Matahari merupakan sumber energi kehidupan, menciptakan Peradaban Matahari dalam Bali menjadi sedemikian kental pada keseharian, menjadi visi hidup spiritual manusia Bali juga konteks pemujaan, posisi Matahari dipilih membuka pemilihan subha dewasa, hari maksimal, dan dauh (momentum ketika) yang jitu.

"Betapa pentingnya peran matahari sehingga kami menggunakan tema utama pada pertandingan akbar bertema nusantara nomer satu pada Pulau Dewata ini," jawab ia.

Disinggung tentang penampilan Festival Nusantara, Paramartha mengemukakan, festival itu merupakan upaya demi mengembangkan daya apresiasi rakyat kontra kekayaan narasi lokal yang berdimensi universal

Selain itu, pihaknya merancang festival memasuki berkelanjutan setiap musim juga fase pertama mencakup kurun ketika 7 season dengan season itu merupakan periode season pembuka.

Diberitahukan permainan akbar nomer satu pada Kabupaten Bangli disebut serta digunakan sebagai hal wahana forum pertemuan para penulis, pekerja kreatif dengan aktivis budaya juga rekor.

Selain tersebut, dengan melibatkan kontestan berasal dari berbagai unsur pemerintah, tokoh seluruh kalangan, wakil desa adat dengan kepala desa, LSM, perupa, budayawan, akademisi, pelajar SD dan SMP dari daerah tetangga event, termasuk guru dengan kepala sekolahnya.

"Ditambah peliputan lebar tetapi media cetak dan elektronik, televisi, radio, koran, dan majalah, bersamaan dan momentum kemerdekaan Tempat Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang ke-70, tanggal 17 Agustus mendatang," jawabnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar